Diabetes dan Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi (DE) adalah suatu kondisi dimana alat reproduksi pria tidak dapat mempertahankan ereksi untuk melakukan hubungan seks. Meskipun ada pria yang sering tidak mampu mempertahankan ereksi, hal ini belum dapat digolongkan sebagai DE kecuali hal tersebut berlanjut terus selama tiga bulan atau lebih.
Menurut penelitian kedokteran DE umum terjadi pada pria yang menderita diabetes. Seringkali DE menjadi penyebab pria ke dokter, dari diagnosa DE itulah selanjutnya diketahui bahwa pasien juga menderita diabetes. Lima puluh persen pria yang terindikasi diabetes akan menderita DE juga dalam waktu 10 tahun sejak diagnosa diabetes.
Diabetes biasanya akan menyebabkan peningkatan glukosa dalam darah yang berakibat kerusakan pada pembuluh darah dan kerusakan syaraf pada bagian tubuh. Kerusakan ini juga terjadi pada pembuluh darah dan syaraf pada penis.
Penyakit jantung dan diabetes biasanya mempunyai efek yang sama karena kerusakan arteri koroner juga dapat merupakan komplikasi dari diabetes. Penyakit arteri koroner memang dapat mempengaruhi fungsi ereksi, akan tetapi pria yang menderita panyakit arteri koroner (CAD) dan diabetes sembilan kali lebih mungkin terkena disfungsi ereksi dibanding pria yang hanya menderita diabetes tanpa CAD. Karena umumnya DE berhubungan dengan kedua sebab diatas, maka dokter biasanya meminta pengecekan CAD dan diabetes untuk penderita disfungsi ereksi.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan DE
Semakin lama seorang pria menderita diabetes, semakin besar kemungkinan ia akan menderita DE. Juga jika kadar glukosa darah belum terkontrol dengan baik di seluruh pembuluh, penyakit darah dan kerusakan saraf akan lebih besar kemungkinannya. Komplikasi penyakit jantung yang menyertai seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi juga dapat mempengaruhi DE. Seorang pria penderita diabetes yang juga merokok risiko menjadi DE akan semakin meningkat.
Obat yang umum untuk DE
Orang dengan diabetes sering diberikan obat untuk menurunkan tekanan darah. Beberapa obat resep tekanan darah yang umum diketahui justru menyebabkan DE, seperti beberapa diuretik dan beta blocker. Antidepresan tertentu juga dapat menyebabkan DE. Jika anda khawatir akan menderita DE maka jangan segan-segan untuk mendiskusikan obat anda dengan dokter anda. Kadang-kadang obat yang berbeda dapat diresepkan yang tidak memiliki efek samping DE.
Obat-obat yang mengobati disfungsi ereksi
Resep obat-obatan seperti Viagra, Cialis, dan Levitra digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi. Ketiga obat bekerja dengan cara yang sama, dengan membantu meningkatkan aliran darah ke penis. Hal ini membantu fungsi ereksi dan memungkinkan seorang pria untuk memiliki dan mempertahankan ereksi selama hubungan seksual. Obat-obat yang dikonsumsi setengah jam sebelum melakukan hubungan seks dan efek yang dirasakan dapat berlangsung selama 4 sampai 5 jam. Obat ini memiliki beberapa efek samping yang serius sehingga diskusikanpemakaian obat tersebut dengan dokter anda, dan pastikan bahwa ia tahu seluruh sejarah medis anda dan semua obat lain yang anda konsumsi.